Tidak ada sekolah untuk menjadi orang tua, tapi siapa sangka menjadi orang tua itu kayak ikut kelas seumur hidup. Nggak ada kurikulum pasti, tapi tiap hari ada aja pelajarannya, ada aja ujiannya.
Menjadi orang tua yang baik, terdengar klise, tapi itulah harapan setiap orang tua, yang ternyata bukanlah hal sederhana untuk dijalani. Kita sebagai orang tua dituntut untuk terus belajar dan beradaptasi di setiap fase kehidupan anak.
Ketika anak berada di dalam kandungan, kita belajar bagaimana menjaga dan merawatnya sepenuh hati. Ketika anak dilahirkan dan beradaptasi dengan dunia barunya, kita pun belajar dan beradaptasi dengan peran baru kita di dunia. Belajar memahami keinginan anak dengan berbagai suara tangisannya.

Ketika memasuki masa MPASI, bukan hanya sekedar anak yang belajar untuk makan, tetapi kita orang tuanya justru harus lebih banyak belajar. Belajar menyiapkan makanan terbaik (terutama untuk mama sepertiku yang nggak jago masak) dan pastinya belajar untuk sabar menghadapi segala tingkah polah anak di waktu makan. Bersyukur Arga nggak melalui fase GTM parah, walaupun tetap ada drama makan nasi pakai biskuit atau buah yang lebih baik aku turuti daripada anak nggak mau makan. Apalagi Arga dulu sempat alergi telur, betapa bingunggnya aku karena nggak bisa masakin telur yang mana adalah lauk paling simple sedunia.
Lulus dari drama MPASI ternyata masih banyak drama lainnya, salah satunya fase toilet training. Ternyata fase ini lebih menguras emosi. Bukan hanya perlu kesiapan mental anak, tetapi yang lebih diperlukan justru kesiapan mental orang tuanya untuk menghadapi segala drama perngompolan everywhere everyday. Yaa nggak semua keluarga mengalami fase yang terjal, ada juga yang berhasil melaluinya dengan mulus dan less drama.

Dan sekarang aku sedang berada di fase menyiapkan Arga untuk masuk ke jenjang sekolah dan mencari sekolah terbaik yang sesuai dengan visi misi keluarga kami. Masih panjang kan proses belajarnya? Pasti nanti anak sudah sekolah juga orang tuanya harus ikut belajar lagi. Apalagi katanya fase anak pra-remaja dan remaja justru lebih berat dari fase balita dan butuh pendampingan orang tua yang lebih intens.
Beda fase, beda masalahnya, beda juga proses pemecahan masalahnya. Bersyukur zaman sekarang belajar bisa lebih mudah karena banyak informasi bisa didapatkan via media sosial, internet, juga banyak kelas parenting yang bisa diikuti. Intinya kita sebagai orang tua harus mau terus belajar. Bukan tentang menjadi orang tua sempurna, tetapi tentang bagaimana orang tua bisa selalu membersamai tumbuh kembang anak di setiap fase kehidupannya.
Semangat untuk para orang tua hebat!!
Leave a comment