
Buat kami, liburan itu bukan cuma soal jalan-jalan atau mengisi waktu luang. Apalagi untuk Arga, yang sekarang belum masuk sekolah formal, liburan justru jadi salah satu cara dia belajar banyak hal di luar rumah.
Salah satu tantangan terbesar Arga saat ini adalah masalah sosialisasi. Dia termasuk anak yang cenderung pemalu dan butuh waktu lama untuk merasa nyaman di sekitar orang lain. Tapi justru dari perjalanan dan aktivitas di luar ruang, aku mulai melihat perubahan kecil tapi berarti di diri Arga.
Misalnya saat main ke museum, perpustakaan, taman atau tempat makan, Arga mungkin terlihat pasif di tempat. Tapi ternyata dia mengamati—dan itu terlihat ketika dia tiba-tiba menirukan percakapan yang terjadi antara aku dan orang lain saat kami bermain pretend play di rumah, atau bahkan menyebut hal-hal yang dia lihat tanpa aku sadari. Dari situ aku paham, ternyata interaksi yang terlihat “sepele” bagi orang dewasa, bisa jadi bahan pembelajaran yang besar buat dia.
Sekarang Arga juga sudah mulai berani untuk ikut says “thank you” dan “bye” kepada petugas yang kami temui di museum atau perpustakaan—yang mana ini adalah hal positif yang perlu diapresiasi darinya.
Liburan, bagi kami, jadi media stimulasi yang sangat kaya. Ada pengalaman sensorik, sosial, emosional, dan juga ruang eksplorasi tanpa tekanan. Dan yang paling penting: semuanya terjadi sambil bermain dan bersenang-senang.
Leave a comment