Jendela Cerita Mama Arga

Di balik jendela, banyak cerita tumbuh dan bermakna

Pindah ke negara baru bukan cuma soal pindah alamat dan zona waktu. Tapi juga pindah kebiasaan, pindah ekspektasi… dan kadang, pindah logika 😅

Salah satu momen paling mindblowing adalah saat kami pertama kali pergi ke mall bernama Meadowhall. Lokasinya cukup jauh dari tempat tinggal kami, naik tram sekitar 30 menit. Begitu sampai, kami baru sadar: mall tutup jam 5 sore—dan itu hari Minggu!
Aku bengong.
Buat orang Jakarta yang terbiasa ngemall sampai malam, ini sih benar-benar harus ubah kebiasaan.
Ternyata nggak cuma mall—toko dan supermarket pun rata-rata tutup lebih awal di hari Minggu, sekitar jam 4–5 sore.
Dan itu baru satu dari sekian banyak culture shock yang pelan-pelan kami temuin.

Awalnya aku pikir, tinggal di luar negeri pasti lebih hemat soal transportasi karena didukung public transport. Tapi ternyata, di sini harga naik bus sekali jalan £2.60 (sekitar Rp57.000!). Bandingin sama TransJakarta—hei warga Jakarta, bersyukurlah kalian…
Tapi karena mahalnya transportasi, secara nggak langsung kami jadi lebih sehat karena banyak jalan kaki. Cuma antar-jemput Arga sekolah aja udah pasti tembus 10.000 langkah sehari. Lumayan banget kan, olahraga gratis!

Buah-buahan yang dijual di Moor Market — Lemon, lime, apel, seplastik cuma £1

Untungnya, gaya hidup sehat juga didukung sama harga bahan makanan yang cukup ramah di kantong—khususnya buah dan produk dairy.
Sekotak anggur (bahkan kadang pas promo bisa dapat 2 kotak) cuma £1 begitu juga lemon—bisa dapat seplastik isi 5-6 buah. Bahkan kemarin aku nemu 1 box mangga isi 10 buah cuma £2. Rasanya kayak nemu harta karun di tengah pasar!
Dan yang bikin aku paling senang: yogurt. Greek yogurt ukuran 500 gram yang di Indonesia bisa seharga 80–100 ribu, di sini cuma £1—setara 20 ribuan rupiah aja. Ini sih shock tapi versi happy.

10 buah mangga cuma £2, dan ini super duper manis banget semuanya

Tapi shock berikutnya datang dari… kotak surat.
Iya, di era digital ini, aku malah makin sering nerima surat fisik. Hampir tiap hari ada aja yang nyelip di pintu: tagihan listrik, info sekolah Arga, update dari NHS (BPJSnya UK), juga billing pembelian tab yang bahkan udah dikirim lewat email, tapi tetap dikirim versi cetaknya. Kapan terakhir kali rumahmu nerima surat beneran? Di sini, budaya pos masih hidup banget.

Surat-surat fisik yang mulai menumpuk di rumah

Pelan-pelan, aku belajar kalau culture shock itu bukan cuma tentang hal-hal besar dan dramatis. Tapi juga soal kebiasaan kecil yang berubah diam-diam, bikin kita harus adaptasi setiap hari—meski cuma soal jam buka mall atau harga tiket bus.
Tapi justru dari situ aku belajar banyak. Belajar sabar, belajar fleksibel, belajar menerima bahwa nggak semua hal harus seperti yang biasa aku kenal.
Dan ya, walau kadang masih suka heran sendiri, aku mulai bisa kok enjoy tinggal di sini.


Kalau kamu juga lagi adaptasi di tempat baru, ingat ya, kamu nggak sendirian 🤍

Posted in

Leave a comment