Aku adalah seorang mama dari anak bernama Arga. Menulis adalah hobi lamaku yang sempat terhenti sejak kehidupan kecil tumbuh di dalam perutku (sepertinya Arga nggak suka aku nulis waktu itu 😄). Tapi sekarang, aku siap kembali membuka jendela yang baru—jendela tempat berbagai cerita tumbuh dan bermakna.
Hutan Kota GBK: Hijau-hijau di antara megahnya gedung-gedung perkantoran
Melanjutkan cerita aku dan Arga menjelajah Jakarta, setelah menikmati perjalanan dengan bus tingkat, kami memutuskan untuk menikmati salah satu ruang terbuka hijau yang ada di Jakarta. Kami turun di Halte Gelora Bung Karno (GBK) dan berjalan kaki sekitar 300 meter untuk sampai di gerbang masuk terdekat dengan Hutan Kota GBK.
Sore itu, meski langit sudah mendung gelap dan akan segera turun hujan, tapi ada banyak sekali pengunjung Hutan Kota GBK selain kami. Ada yang datang bersama keluarga, dengan teman, dengan pacarnya, dan ada juga komunitas yang sedang gathering di sana.
Hutan Kota GBK memang nyaman banget buat duduk-duduk santai. Tempatnya bersih, cukup rindang, dan ada kolam di bagian tengah dengan banyak sekali ikan yang membuat Arga excited ingin memberi makan. Fasilitas toilet yang bersih dan musholla juga sudah tersedia untuk menambah kenyamanan pengunjung.
Fasilitas toilet dan musholla di dekat pintu masuk Hutan Kota GBK
Aku bawa kain kecil untuk alas duduk dan membiarkan Arga memilih spot piknik yang dia inginkan. Tak lupa juga aku membawa bekal ringan berupa roti lapis dan biskuit untuk menemani kami menikmati suasana taman yang tenang. Sesekali Arga mengajakku berkejaran, dia pun puas berlari bebas di atas rerumputan hijau.
Selain piknik dengan membawa alas duduk sendiri, bangku taman juga sudah banyak tersedia
Buat yang ingin quality time bareng anak di tengah kota tanpa perlu ke tempat yang mahal, ini bisa jadi pilihan aktivitas seru. Naik bus tingkat gratis, jalan kaki santai, dan piknik sederhana ternyata bisa jadi momen yang berkesan banget lho.
Lantai atas bus tingkat yang masih kosong saat pertama kami naik
Rabu pekan lalu aku dan Arga mencoba pengalaman seru naik bus tingkat gratis di Jakarta! Kami naik BW4 TransJakarta dari Halte IRTI Monas. BW4 Transjakarta adalah rute Bus Wisata Jakarta Explorer bertema “Pencakar Langit” yang melayani area perkantoran dan pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan dan Pusat, di sepanjang Jalan Thamrin-Sudirman sampai Senayan. Bus tingkat ini beroperasi setiap hari dari jam 10 pagi sampai dengan jam 5 sore. Meskipun bus ini gratis, setiap penumpang tetap perlu tap kartu uang elektronik seperti e-Money, Flazz, atau lainnya, namun tidak akan terpotong saldo.
Tangga ke lantai atas bus tingkat yang sedikit curam untuk anak-anak. Jadi hati-hati yaa..
Dari Ciledug, kami naik TransJakarta koridor 13 — L13E Puribeta-Kuningan dan transit di Halte Patra Kuningan. Selanjutnya kami naik TransJakarta 6A sampai di Halte Balai Kota. Di seberang Halte Balai Kota sudah terdapat beberapa bus tingkat wisata yang menunggu penumpang. Kebetulan kami jadi penumpang pertama di bus saat itu, Arga langsung super excited naik ke lantai atas bus dan memilih kursi yang paling depan. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya bus mulai menyusuri jalan. Seru banget bisa melihat pemandangan dari atas bus, meski sayangnya jalanan siang itu padat merayap.
Di dalam bus terdapat petugas yang menginformasikan rute perjalanan dan setiap perhentian bus. Dari IRTI Monas, bus berhenti di MH Thamrin, Bundaran HI, Dukuh Atas, Gelora Bung Karno (GBK), dan Bundaran Senayan. Kami memutuskan untuk turun di halte GBK dan melanjutkan jalan-jalan ke Hutan Kota GBK.
Arga happy banget menikmati perjalanan, sambil lihat patung dan air mancur di Bundaran HI
Buat yang ingin mengajak anak menjelajah kota Jakarta, ini bisa jadi pilihan aktivitas seru lho. Selain BW4 Pencakar Langit, ada tiga rute lainnya yaitu BW1 Sejarah Jakarta, BW2 Monas Explorer, dan BW9 Kota Tua-PIK. Naik bus tingkat gratis ternyata bisa jadi momen yang berkesan banget. Yuk cobain!
Dari usia 3 tahun, Arga mulai terlihat tertarik pada dunia mewarnai. Dari yang awalnya masih corat-coret asal, lalu mulai ingin terlihat bagus jadi takut keluar garis, masih banyak dibantu di beberapa bagian, sampai akhirnya sekarang sudah percaya diri untuk full mewarnai sendiri. Selain mewarnai, Arga juga gemar menggambar dan merakit. Arga punya satu tema favorit: MOBIL! Hampir setiap hari, ada saja mobil versi baru yang ia gambar, warnai, atau rakit dari potongan kertas warna. Daripada disimpan diam-diam dan akhirnya rusak atau hilang, karya-karya ini kami dokumentasikan di sini—sebagai kenangan dan apresiasi atas proses kreatifnya.
1. Gambar Tangan: Sketsa Mobil Unik Arga
Di bagian ini Arga menuangkan imajinasi tanpa batas. Bentuk mobilnya bisa panjang, lebar, berduri, bahkan ada yang seperti punya antena. Masing-masing punya gaya dan “fitur” sendiri.
Monster Truck Pick-Up yang digambar Arga buat AyahCampervan dengan 3 ruang di atas: tenda tidur, tenda kerja, dan ruang makanMonster Truck Balap Tanah dengan knalpot super banyak yang menghasilkan suara menggebu-gebuTruk Sampah milik PT ARGAWAO—Perusahaan pengelolaan sampah punyanya ArgaMonster Truck Berduri-duriSedan Safari — Mobil si Penjaga HutanTractor Penghisap Rumput dengan mesin vacuum berkekuatan besarSuper Taxi—taksi dengan mesin roket yang siap membawa penumpang secepat kilatMobil Sedan dengan desain yang unik tapi keren dan bisa melaju cepatKata Arga ini mobil Campervan ABCDEL tapi bisa juga berubah jadi mobil Pick-Up kalo dipencet tombolnya
2. Warna-warni: Mewarnai Gaya Arga
Walau gambar berasal dari buku mewarnai atau cetakan internet, pewarnaan versi Arga tetap menarik. Kadang warnanya nyentrik, kadang matching banget. Ini juga bagian dari proses belajar mengekspresikan diri.
“Mobil Jet Super Cepat” dengan kombinasi warna hijau kuning untuk menunjukkan kecepatam dan energi“Monster Truck Ganas” dengan warna dominan merah, orange dan hitam yang membuatnya terlihat seperti kendaraan monster dari dunia balap ekstrem“Mobil Balap Colourful” walaupun di dunia balap yang menegangkan tapi pilihan warna yang cerah menjadikan kesan ceria
3. Kolase Kertas: Mobil Tempel-Tempelan
Salah satu karya favorit Arga—mobil hasil potong dan tempel kertas origami. Warna, bentuk, dan susunannya mencerminkan kesabaran dan detail yang ia perhatikan. Menariknya, ia menggunting asal tanpa menggambar polanya dulu, tapi hasilnya keren banget.
Truk Container pengantar paket dari Arga DeliveryBus balap dan Truck Balap dari dunia balap super
Semoga karya-karya ini bisa terus bertumbuh seiring usia Arga, dan jadi jejak kreativitas kecil yang suatu hari bisa dilihat kembali sambil senyum-senyum bangga. Siapa tau kelak dia bisa bikin versi nyatanya.
Arga menulis dan menggambar di post-it untuk ditempel di pameran Kids Bienalle 2025
Buat kami, liburan itu bukan cuma soal jalan-jalan atau mengisi waktu luang. Apalagi untuk Arga, yang sekarang belum masuk sekolah formal, liburan justru jadi salah satu cara dia belajar banyak hal di luar rumah.
Salah satu tantangan terbesar Arga saat ini adalah masalah sosialisasi. Dia termasuk anak yang cenderung pemalu dan butuh waktu lama untuk merasa nyaman di sekitar orang lain. Tapi justru dari perjalanan dan aktivitas di luar ruang, aku mulai melihat perubahan kecil tapi berarti di diri Arga.
Misalnya saat main ke museum, perpustakaan, taman atau tempat makan, Arga mungkin terlihat pasif di tempat. Tapi ternyata dia mengamati—dan itu terlihat ketika dia tiba-tiba menirukan percakapan yang terjadi antara aku dan orang lain saat kami bermain pretend play di rumah, atau bahkan menyebut hal-hal yang dia lihat tanpa aku sadari. Dari situ aku paham, ternyata interaksi yang terlihat “sepele” bagi orang dewasa, bisa jadi bahan pembelajaran yang besar buat dia.
Sekarang Arga juga sudah mulai berani untuk ikut says “thank you” dan “bye” kepada petugas yang kami temui di museum atau perpustakaan—yang mana ini adalah hal positif yang perlu diapresiasi darinya.
Liburan, bagi kami, jadi media stimulasi yang sangat kaya. Ada pengalaman sensorik, sosial, emosional, dan juga ruang eksplorasi tanpa tekanan. Dan yang paling penting: semuanya terjadi sambil bermain dan bersenang-senang.
Masih edisi liburan di Jakarta, aku dan Arga memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan cara yang berbeda: jalan-jalan ke Galeri Nasional Indonesia. Terletak di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Galeri Nasional adalah tempat yang pas untuk mengenalkan seni pada anak-anak, sekaligus menikmati suasana yang tenang dan menyegarkan mata.
Akses ke Galeri Nasional juga sangat mudah. Kami naik TransJakarta 6H dari Patra Kuningan dan turun di Halte Gambir, tinggal jalan kaki sedikit langsung sampai. Saat sampai, kami langsung menuju loket untuk membeli tiket. Tiket dewasa adalah Rp 50.000, sedangkan untuk anak-anak hanya Rp 25.000. Dengan tiket tersebut kami mendapatkan akses untuk masuk ke seluruh pameran yang berlangsung.
Beberapa area di Pameran Tetap Galeri Nasional Indonesia yang terletak di Gedung B Lantai 2
Sebelum masuk ke area pameran, petugas akan menjelaskan peraturan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama berada di ruang galeri. Pertama kami masuk ke ruang pameran tetap Galeri Nasional yang menampilkan koleksi seni rupa Indonesia dari masa ke masa. Meski tidak semuanya bisa dipahami anak-anak, tapi ini jadi momen bagus buat mengenalkan bentuk ekspresi seni yang lebih luas. Terdapat Ruang Aktivitas Anak dan Keluarga di bagian akhir pameran tetap. Di sana Arga mewarnai gambar dan boleh memilih hasilnya akan dibawa pulang atau dipajang di dinding.
Hasil karya mewarnai Arga di Ruang Aktivitas Anak dan Keluarga (RAK) di Gedung B lantai 1
Kebetulan di bulan Juli, dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, terdapat pameran khusus anak-anak yaitu Kids Biennale. Pameran ini menghadirkan karya-karya seni dari berbagai daerah yang dibuat oleh anak-anak maupun seniman yang bekerja sama dengan komunitas anak. Tema yang diangkat adalah “Tumbuh Tanpa Rasa Takut” yang ditampilkan begitu penuh warna, kreatif, dan dikemas dengan cara sederhana namun menarik.
Keseruan Arga di Pameran Kids Bienalle 2025 yang merupakan event 2 tahunan. Bangga Indonesia punya banyak seniman cilik yang super kreatif lho..
Begitu masuk, Arga langsung excited melihat instalasi seni yang berwarna-warni. Ada yang berupa lukisan, patung, hingga karya interaktif yang bisa disentuh dan dimainkan. Yang paling seru, ada satu ruang pameran yang dibuat seperti dunia imajinasi anak-anak, lengkap dengan suara, cahaya, dan tekstur unik. Arga sempat betah cukup lama di situ.
Ruang Utama di Kids Bienalle yang penuh warna dan imajinasi. Seru banget boleh main prosotannya juga.
Selain Kids Bienalle, di Galeri Nasional juga sedang berlangsung Pameran NYALA: 200 tahun Perang Diponegoro. Salah satu karya ternama yang ditampilkan yaitu Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh. Tak hanya tentang seni, pameran ini juga bisa menjadi ajang mengenalkan sejarah Indonesia ke anak-anak.
Salah satu instalasi seni Pameran NYALA: 200 tahun Perang Diponegoro yang terletak di Gedung A
Jalan-jalan ke Galeri Nasional ternyata bisa jadi alternatif liburan yang edukatif dan menyenangkan. Anak-anak bisa belajar banyak hal sambil tetap bermain dan berekspresi. Kalau kamu sedang di Jakarta dan mencari tempat wisata keluarga yang berbeda, Galeri Nasional bisa jadi pilihan menarik!
Perpustakaan Nasional ternyata bukan cuma tempat baca buku, tapi juga bisa jadi destinasi seru buat qualitytime bareng anak! Mumpung lagi di Jakarta, aku dan Arga berkunjung ke Perpusnas yang ada di Jalan Medan Merdeka Selatan, persis di seberang Monas.
Gedung Perpustakaan Nasional RI yang merupakan perpustakaan nasional tertinggi di dunia
Dari rumah, kami naik TransJakarta L13E dari Ciledug dan transit di halte Patra Kuningan. Lalu lanjut naik TransJakarta 6A jurusan Balai Kota via Kuningan dan turun di halte Balai Kota. Ternyata haltenya terletak tepat di depan Perpusnas, jadi nggak perlu jalan kaki jauh-jauh deh.
Main, baca, dan eksplorasi seru di ruang Layanan Anak yang penuh warna dan imajinasi
Begitu sampai, kami langsung naik ke Lantai 7: Layanan Anak, Lansia dan Disabilitas, soalnya Arga sudah nggak sabar mau langsung masuk ke area anak. Tempatnya luas, penuh warna, dan suasananya ramah anak. Koleksi bukunya sangat lengkap, beraneka ragam jenis dan untuk berbagai usia. Dilengkapi area duduk santai buat baca bareng yang comfy banget, bikin Arga jadi betah di sini. Dia sibuk pilih buku dan excited setiap membuka buku pilihannya.
Sebagian dari buku-buku seru yang dibaca Arga waktu di Perpusnas, favoritnya tentu saja buku yang gambarnya bisa pop-up
Setelah puas di Lantai 7, kami naik ke Lantai24 yang jadi spot favorit pengunjung. Kita bisa keluar ke area balkon yang menghadap langsung ke Monas. Pemandangannya keren banget!Cocok buat foto-foto atau sekedar melihat kota Jakarta dari ketinggian.
Siapa sangka, view Monas se-epic ini bisa dinikmati gratis dari Lantai 24 Perpusnas
Meskipun kami cuma ke dua lantai, kunjungan ke Perpusnas ini tetap berkesan. Gratis masuknya, tempatnya juga nyaman dan bersih. Kalau lagi di Jakarta, sempatkan mampir ya—baik buat baca, belajar, atau sekadar cari suasana baru.
Masih dalam rangka liburan di Jakarta, kali ini aku mengajak Arga untuk mengunjungi Museum Polri. Museum ini terletak di Jl. Trunojoyo No. 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tepat di sebelah Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri).
Akses ke lokasi sangat mudah karena letaknya yang strategis. Kami naik TransJakarta koridor 13 rute Puribeta–Tegal Mampang dan turun di Halte Pasar Santa. Cukup jalan kaki sekitar 10 menit, kami pun sampai. Museum Polri buka setiap hari (kecuali Senin) dan gratis lho tiket masuknya!
Memasuki ruang pertama di Museum Polri, terdapat informasi sejarah kepolisian Indonesia dari masa ke masa
Museum Polri terdiri dari 3 lantai. Di lantai pertama, pengunjung bisa melihat sejarah kepolisian Indonesia, deretan Kapolri dari masa ke masa, koleksi senjata, hingga kendaraan dinas polisi. Arga paling senang lihat mobil patroli dari dekat!
Mobil patroli yang jadi favoritnya Arga!
Naik ke lantai dua, terdapat berbagai simbol kepolisian, seragam dinas, dan alat identifikasi kasus. Ada beberapa layar interaktif yang menampilkan informasi dan penjelasan yang detail. Di sini juga ada ruang bermain anak yang cukup lengkap meskipun beberapa mainan sudah tidak utuh. Selain itu, tersedia banyak sekali buku bacaan untuk anak-anak.
Ruang bermain anak yang cukup luas dan lengkap, bikin betah.Arga tertarik banget sama maket TKP Bom Bali I ini, lama banget perhatiin saking penasarannya
Di lantai tiga, terdapat perpustakaan bertema kepolisian, ruang tentang Densus 88 AT, serta informasi seputar Korlantas dan penanganan kasus-kasus terorisme di Indonesia. Ada juga ruang teater, meski hanya bisa digunakan oleh pengunjung rombongan.
Sebelum pulang, kami mengisi buku kesan dan pesan, lalu Arga mendapat activity book tentang kepolisian dari Ibu Polisi yang berjaga. Seru banget!
Museum Polri cocok banget jadi destinasi edukatif keluarga, terutama buat anak-anak yang tertarik dengan dunia kepolisian. Selain banyak informasi, suasananya nyaman dan ramah anak. Bonusnya? Gratis! Jangan lupa masukin Museum Polri ke itinerary kamu saat liburan di Jakarta, ya!
Mumpung lagi liburan ke Jakarta, kali ini aku memutuskan untuk mengajak Arga menjelajah Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Setelah direvitalisasi, TMII kini tampil lebih modern, rapi, dan sangat nyaman untuk dikunjungi bersama keluarga. Dengan membayar tiket masuk Rp 25.000/orang, kita bisa menemukan banyak spot seru dan edukatif yang cocok sekali untuk anak-anak. Kami juga membeli tiket bundling 4 wisata “Jagat Satwa Nusantara” seharga Rp 135.000/orang.
Burung Merak yang sempat menghalangi jalan kami karena ia sedang memamerkan bulu cantiknya
Pertama, kami mengunjungi Taman Burung. Area ini sangat luas dan rindang, burung-burung dibiarkan terbang bebas dalam kandang kubah raksasa. Arga senang sekali bisa melihat berbagai jenis burung dari seluruh Indonesia, apalagi pas lihat burung merak yang lagi memamerkan bulunya. Setelah puas berkeliling di dalam kubah raksasa, ada playground di bagian luar yang seru buat Arga bermain.
Arga happy banget bisa lihat komodo, apalagi komodonya aktif bergerak dan menjulurkan lidah seolah mengajak Arga bermain-main
Lanjut ke Museum Komodo, gedungnya berbentuk komodo dan di dalamnya terdapat koleksi berbagai jenis reptil. Di bagian indoor, diorama dan info visual ditampilkan menarik dan mudah dipahami anak-anak.
Salah satu playground di halaman Museum Komodo
Ada juga taman reptil di area luar yang bisa dijelajahi sambil melihat kura-kura, kadal, buaya, dan tentu saja bintang utamanya adalah komodo. Selain itu ada juga miniplayground yang tak hanya seru untuk bermain tapi juga bisa menambah wawasan.
Koleksi akuarium di dalam Dunia Air Tawar
Lanjut ke spot berikutnya yaitu Dunia Air Tawar. Di sini Arga takjub melihat beraneka ragam hewan air. Kami melihat ikan arapaima, ikan mas raksasa, hingga belut listrik. Ruangannya sejuk dan tertata rapi—seru sekaligus edukatif.
Taman indoor Dunia Air Tawar yang sejuk dan asri, ditambah gemericik suara air mengalir, betah rasanya menghabiskan waktu di sini.
Masih semangat, kami lanjut ke Museum Serangga. Meski tak terlalu besar, museum ini menampilkan berbagai jenis serangga dalam bentuk diorama, lengkap dengan informasi yang menambah pengetahuan. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi kupu-kupu, kumbang, belalang, dan serangga unik lainnya. Ada juga area taman kupu-kupu kecil yang sayangnya sedang tidak banyak kupu-kupunya.
Arga melihat berbagai koleksi kupu-kupu dengan segala bentuk, ukuran, dan warna
Masih belum puas menjelajah TMII, akhirnya kami mencoba naik kereta gantung. Dengan biaya Rp 25.000/orang kami bisa melihat hamparan anjungan daerah TMII dan lanskap sekitarnya—pengalaman yang menyenangkan untuk menutup hari.
Menikmati pemandangan sore TMII dari atas kereta gantung
Liburan singkat di TMII ternyata seru banget dan penuh pengalaman edukatif, terutama untuk anak-anak. Banyak hal baru yang Arga pelajari tentang hewan dan alam, tapi semuanya dikemas dengan cara yang menyenangkan.
Akses ke TMII sekarang juga jauh lebih mudah. Kami naik TransJakarta ke Pancoran, lalu lanjut naik LRT arah Harjamukti sampai ke Stasiun Taman Mini. Dari stasiun, langsung tersedia shuttle bus gratis menuju pintu utama TMII. Praktis dan hemat! Di dalamnya, untuk berkeliling dari satu spot ke spot lainnya, disediakan kereta wisata. Karena kami berkunjung di weekday jadi tak ada antrian untuk menaiki kereta wisata, meski terkadang harus menunggu kereta yang datang agak lama.
Pokoknya kalau kamu cari tempat liburan ramah anak di Jakarta yang edukatif tapi tetap seru, TMII wajib banget masuk daftar!
Dari dulu aku adalah penikmat senja. Senja adalah salah satu inspirasiku menulis puisi.
“Pernahkah kau mencari makna di balik senja?
Ia indah meski meninggalkan
Ia pergi namun menenangkan”
Begitulah sekilas bait puisiku tentang senja.
Nah ngomong-ngomong soal senja, Baubau ternyata tak cuma tentang laut yang biru. Kota ini juga menyimpan banyak spot indah untuk menikmati momen matahari terbenam. Bagi keluarga kami, ada tiga tempat yang jadi tujuan sore hari untuk menutup hari dengan indah: Bukit Wantiro, Jalan By Pass, dan Lakeba Resto.
1. Bukit Wantiro – Senja dari Ketinggian
Sore hari di Bukit Wantiro, menanti sang mentari tenggelam di kejauhan
Bukit Wantiro menyajikan panorama pinggir laut dari ketinggian. Saat sore hari, langit kuning kemerahan berpadu dengan laut dari kejauhan menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Kami biasanya datang sekitar pukul 5 sore. Terdapat tempat duduk di area foodcourt Bukit Wantiro, di mana kami biasa memesan gorengan dan kopi atau susu hangat untuk camilan. Sementara Arga senang sekali berlari-lari kecil di area yang cukup luas sambil menunggu matahari tenggelam.
2. By Pass Waruruma – Senja Pinggir Jalan yang Romantis
Senja di By Pass Waruruma, tempat sederhana tapi vibes-nya luar biasa. Langit oranye, laut tenang, dan siluet perahu jadi pemandangan sore yang sulit dilupakan.
Jalan Bypass Waruruma juga punya pesona tersendiri saat senja. Di sepanjang jalan ini, kita bisa melihat matahari tenggelam tepat di atas laut. Banyak warga lokal duduk-duduk santai di atas motor atau di pinggiran jalan yang merupakan tanggul pemecah gelombang. Tersedia juga beberapa warung kecil yang menjajakan gorengan, mi instan maupun berbagai minuman sachet untuk teman menikmati angin sore. Kalau mau lebih hemat tentu boleh membawa bekal sendiri dari rumah. Sederhana, tapi selalu bikin rindu.
3. Lakeba Resto – Senja sambil santap malam di tepi laut
Senja di Lakeba selalu punya cara sendiri buat bikin jatuh hati. Langit jingga kemerahan dengan barisan awan yang tampak megah, suara ombak perlahan, dan dermaga yang mengarah ke cakrawala—tempat sempurna untuk menutup hari.
Kalau ingin suasana senja yang sekaligus bisa sambil makan malam, Lakeba Resto adalah pilihan paling pas. Restoran ini berada tepat di tepi laut dan punya pemandangan sunset yang luar biasa. Kami biasa duduk di area gazebo tepi pantai, menunggu makanan datang sambil menemani Arga bermain di playground atau berjalan ke dermaga. Tentu tak sesederhana dua tempat sebelumnya, harga makanan di sini cukup pricey. Namun senja yang memukau tetap akan membuatmu ingin kembali.
Selain tiga tempat tadi, ada satu tempat sederhana buatku dan Arga menikmati senja. Cukup berjalan kaki, tak sampai 10 menit dari tempat tinggal kami, ada area perairan laut tempat di mana warga sekitar sering berenang atau memancing di sore hari. Suasana langit senjanya tak kalah indah lho.
Langit senja dengan siluet anak-anak berenang di lautan yang sering jadi pemandangan soreku bersama Arga
Menikmati senja bersama menghadirkan momen tenang dan hangat yang menjadi ruang kecil untuk melepas penat dan bersyukur atas hari yang telah dijalani. Kalau kamu berkesempatan ke Baubau, jangan lewatkan senjanya ya — karena Baubau tahu cara memanjakan mata dan hati saat sore menjelang malam.
Liburan ke Kuala Lumpur tak selalu hanya untuk belanja atau city tour dan kulineran. Ibu-ibu seperti aku tentu ingin liburan yang juga ramah anak. Liburan ke Kuala Lumpur bersama anak bisa jadi pengalaman seru dan berkesan asalkan memilih tempat yang tepat. Waktu ke KL bersama Arga, aku sengaja memilih tempat-tempat yang tak hanya menyenangkan tapi juga aman, edukatif, dan cocok untuk anak usia dini. Nah, ini dia rekomendasi wisata anak di KL yang sudah kami coba langsung:
1. TRX City Park
Area playground dan waterpark di TRX City Park, anak-anak pasti happy diajak ke sini.
Playground ini langsung jadi favoritnya Arga! Lokasinya di TRX Mall, bagian rooftop, dengan area bermain yang luas, modern, dan bersih. Banyak mainan interaktif seperti perosotan, panjat-panjatan, dan obstacle ringan. Yang paling bikin betah sih ada bagian waterpark-nya, seru banget bisa main basah-basahan. Bermain di area ini free lho. Di sekitarnya juga banyak spot-spot foto yang kece banget. Sambil nungguin anak, main boleh banget keliling buat hunting foto intagramable.
– Lokasi: The Exchange TRX Mall
– Jam buka: 07.00–22.00
– Tips: Karena lokasi di rooftop jadi lebih baik ke sini sore-malam biar nggak kepanasan, jangan lupa bawa handuk dan baju ganti ya!
2. KLCC Park & Playground
Area playground dengan banyak pilihan permainan, nggak usah khawatir nggak kebagian main. Area kolamnya juga luas banget.
Taman kota di tengah KL yang luas, rindang, dan terawat. Playground-nya luas banget dan banyak sekali pilihan mainannya, Arga sampai bingung mau main yang mana duluan. Ada juga area kolam yang luas dengan air mancur tempat anak bisa main air dengan bonus pemandangan Menara Kembar. Fasilitas toilet dan ruang bilas juga tersedia di dekat area kolam. Yang paling penting semua ini free lho. Kalau ke sini menjelang malam sekalian bisa nikmatin fountain show di Suria KLCC deh.
Fountain Show di Suria KLCC mulai jam 19.30
– Lokasi: Belakang Suria KLCC
– Jam buka: 07.00–22.00
– Tips: Bawa handuk dan baju ganti kalau anak main air, dan datang pagi/sore agar tidak terlalu panas.
3. Aquaria KLCC
Nggak cuma anak-anak, orang dewasa juga happy dan bisa relax ngeliatin ikan di akuarium.
Akuarium raksasa dengan terowongan bawah laut ini selalu jadi daya tarik. Banyak jenis ikan, penyu, hiu, dan ubur-ubur yang bisa dilihat dari dekat. Edukatif dan memukau untuk anak-anak.
– Lokasi: Kuala Lumpur Convention Centre (bawah tanah, dekat KLCC Park)
– Jam buka: 10.00–20.00
– Tiket: Dewasa RM 75, Anak RM 65 (harga bisa berubah)
– Tips: Beli tiket online bisa lebih murah daripada on thespot di loket.
4. Petrosains Discovery Centre
Zona dinosaurus yang super seru karena kita harus lewatin jembatan goyang. Dari telur sampai T-Rex—semua tampak hidup dan bikin takjub!
Museum sains interaktif di dalam Suria KLCC, cocok banget untuk anak usia 4+. Ada simulasi mobil F1, eksperimen sederhana, serta banyak alat peraga dan wahana interaktifnya. Arga betah banget main di sini.
Beberapa wahana interaktif yang Arga coba, happy banget liat ikan dan gambar buatannya muncul di layar
– Lokasi: Lantai 4 Suria KLCC
– Jam buka: 09.30–17.30 (Selasa–Minggu)
– Tiket: Dewasa RM 35, Anak RM 20
– Tips: Siapkan waktu setidaknya minimal 3 jam untuk eksplorasi maksimal.
5. Perpustakaan Kuala Lumpur
Perpusatakaan KL persis di samping Dataran Merdeka
Tempat yang tenang dan sejuk untuk istirahat sejenak. Ada area khusus anak-anak dengan banyak buku bergambar, dilengkapi area duduk yang nyaman, serta ada toilet khusus anak juga. Untuk masuk ke sini juga free lho.
Perpustakaan anak yang colourful dan pastinya bikin betah, sampai nggak kehitung Arga baca berapa buku ya waktu itu?
– Lokasi: Jalan Raja, dekat Dataran Merdeka
– Jam buka: 10.00–18.00 (Selasa-Jumat)
– Tips: Boleh bawa camilan kecil, tapi jaga kebersihan ya!
Liburan bareng anak di KL ternyata bisa menyenangkan tanpa harus ke tempat wisata mahal. Banyak pilihan aktivitas yang ramah anak, edukatif, dan tetap nyaman untuk keluarga. Semoga daftar ini bisa bantu kamu bikin itinerary yang seru. Happy traveling with your little ones!